3
RANGKAIAN DASAR TRANSISTOR
Untuk
membias transistor supaya dapat bekerja ada 3 macam cara dasar pembiasan
transistor (rangkaian dasar transistor). Setiap rangkaian memiliki respon pembiasan
yang berbeda-beda terhadap sinyal input dalam rangkaiannya, berikut 3 rangkaian
dasar transistor yang dimaksud :
- Emitor terbumi atau Common Emitter.
- Kolektor terbumi atau common Kolektor.
- Basis terbumi atau common Base.
1. Rangkaian Emitor terbumi atau Common Emitter.
Pada rangkaian ini
kaki emitor digroundkan, basis sebagai input dan kolektor sebagai output. Gambar rangkaiannya sebagai berikut ;
Gambar Rangkaian Transistor Emitor Terbumi.
Sifat atau karakter Transistor Rangkaian Emitor Terbumi yaitu
sebagai berikut :
- Sinyal input pada basis
- Sinyal output pada kolektor.
- Penguatan arus yang besar,faktor β = 50 – 100 kali.
- Impedansi Input Zi = ± 1 KΩ.
- Impedansi Output Zo = 40 KΩ.
- Penguatan daya ( Power Gain ) = 50 dB maksimum.
- Penguatan tegangan ( Voltage Gain ) = ± 250.
- Inversi sinyal tidah sefasa, inverting (-).
- Responsi sinyal HF rendah (dengan daya < 3 db
- Sinyal output berbeda fasa 180 derajat atau berbalik fasa sebesar 180 derajat terhadap sinyal input.
- Sangat memungkinkan adanya osilasi akibat feedback atau umpan balik positif, sehingga dipasang feedback negatif untuk mencegahnya.
- Mempunyai stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias transistor.
- Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah) terutama pada sinyal audio.
2. Rangkaian Kolektor terbumi atau
common Kolektor.
Rangakaian ini sering disebut Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena
tegangan output hampir sama dengan tegangan input. Pada rangkaian ini kaki
kolektor digroundkan, basis sebagai input dan emitor sebagai output. Rangkaian
ini hampir mirip dengan Rangkaian Emitor Terbumi tetapi ouputnya diambil dari
emitor. Gambar Rangkaiannya sebagai berikut :
Gambar Rangkaian Transistor Kolektor
Terbumi.
Sifat atau karakter Transistor Rangkaian Kolektor Terbumi
yaitu sebagai berikut :
- Sinyal input pada basis.
- Sinyal output pada emitor.
- Penguatan arusnya besar β/α dibulatkan menjadi β = ± 50.
- Impedansi Input sangat tinggi Zi = ± 100 KΩ.
- Impedansi Output rendah Zo= ± 1 KΩ.
- Penguatan daya rendah Gp = ± 16 dB.
- Penguatan tegangan rendah Gv = ± 1.
- Inversi sinyal sefasa atau inverting +.
- Mempunyai response sinyal HF tergantung dari sumber dan resistansi bebannya.
- Signal output dan signal input satu phasa (tidak terbalik seperti Common Emitor).
- Cocok sebagai buffer, karena mempunyai Impedansi input tinggi dan impedansi output rendah.
- Mempunyai penguatan arus tinggi (sama dengan Hfe transistor)
3. Rangkaian Basis terbumi atau common Base.
Pada rangkaian ini kaki basis
digroundkan, emitor sebagai input dan kolektor sebagai output. Gambar Rangkaiannya
sebagai berikut :
Gambar Rangkaian Transistor Basis
Terbumi.
Sifat atau karakter Transistor Rangkaian Emitor Terbumi yaitu
sebagai berikut :
- Sinyal input pada emitor.
- Sinyal output pada kolektor.
- Penguatan arusnya kecil sekali kurang dari 1 ( α = 0.92)
- Impedansi input rendah Zi = ± 200 Ω.
- Impedansi Output tinggi Zo = ± 200 KΩ.
- Penguatan daya medium Gp = 30 dB.
- Pengutan tegangan tinggi Gv = 250.
- Inversi sinyal fasa positif, inverting +.
- Responsi sinyal HF (dengan daya < 3 dB) tinggi.
- Isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih kecil.
- Dapat dipakai sebagai buffer atau penyangga.
- Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang dapat menguatkan sinyal kecil.
- Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi (biasanya terdapat pada jalur UHF dan VHF).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar